Kec. Pagentan, Kab. Banjarnegara
Prov. Jawa Tengah
081392643165
Metawana2008@gmail.com
Metawana, 16 Agustus 2025 – Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, warga Dusun Metawana melaksanakan Malam Tirakatan pada Sabtu malam, 16 Agustus 2025. Acara yang berlangsung di sekitar pelataran Masjid Baiturrahman ini dihadiri oleh Kepala Desa Metawana beserta perangkat desa, sesepuh dusun, tokoh agama, anggota DPRD Banjarnegara Dapil VI, teman-teman KKN 66 UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto (UIN Saizu), serta masyarakat Dusun Metawana. Kehadiran para tokoh dan masyarakat menjadikan malam tersebut penuh kekhidmatan dan kebersamaan.
Malam tirakatan merupakan tradisi masyarakat Desa Metawana yang setiap tahun digelar menjelang detik-detik proklamasi. Tirakatan bukan hanya ajang berkumpul, tetapi juga wadah perenungan dan doa bersama untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan Indonesia. Melalui tirakatan, masyarakat diingatkan bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah, melainkan hasil perjuangan yang panjang dan penuh pengorbanan.
Acara diawali dengan pengajian yang disampaikan oleh seorang ustadz. Dalam tausiyahnya, beliau menuturkan kisah perjuangan bangsa dengan mengaitkan nilai-nilai keagamaan:
Sejarah penamaan Indonesia yang menjadi identitas bangsa merdeka.
Kisah kepemimpinan dan perjuangan Ir. Soekarno, yang berjuang bukan hanya dengan gagasan tetapi juga dengan keyakinan kuat akan persatuan bangsa.
Kisah para sahabat Nabi Muhammad SAW yang mempertahankan tanah air dan agama dengan keberanian tanpa rasa takut, karena yakin bahwa mati syahid adalah pintu menuju surga.
Ustadz menegaskan bahwa perjuangan bangsa Indonesia bukan hanya tanggung jawab segelintir orang, melainkan hasil gotong royong dari seluruh rakyat. Beliau berkata:
“Kemakmuran bangsa tidak hanya dibangun oleh pejabat tinggi, tetapi juga oleh petani perumput, penjual bangunan, pedagang kecil, hingga buruh. Semua memiliki peran dalam memakmurkan negeri ini. Namun ingat, kunci utama keberkahan sebuah bangsa adalah ketakwaan pemimpinnya. Jika pemimpin bertakwa, maka rakyat akan sejahtera.”
Pesan ini mendapat perhatian mendalam dari warga yang hadir, mengingatkan bahwa pembangunan desa dan bangsa harus berjalan seiring dengan nilai moral dan religius.
Setelah pengajian dan doa bersama, acara berlanjut dengan makan bersama. Berbagai hidangan sederhana tersaji di atas meja panjang yang dipersiapkan secara gotong royong oleh warga dusun. Suasana penuh keakraban tampak ketika warga, perangkat desa, tokoh masyarakat, mahasiswa KKN, dan pemuda duduk berbaur tanpa sekat. Inilah wujud nyata kebersamaan dan persatuan yang menjadi fondasi kuat bagi Desa Metawana.
Sebagai penutup, warga bersama-sama menyaksikan film “Sang Pencerah” karya Hanung Bramantyo yang mengisahkan perjuangan K.H. Ahmad Dahlan dalam menegakkan dakwah Islam dan menanamkan semangat pembaharuan. Pemutaran film ini menjadi sarana edukasi dan refleksi, terutama bagi generasi muda, agar meneladani semangat perjuangan tokoh bangsa dalam bidang pendidikan, keagamaan, dan kebangsaan.
Malam tirakatan di Dusun Metawana bukan hanya menjadi acara seremonial, tetapi juga doa dan harapan bersama. Warga mendoakan agar bangsa Indonesia senantiasa diberi keberkahan, persatuan, dan kemakmuran. Secara khusus, masyarakat juga berharap agar para pemimpin, mulai dari desa hingga pusat, selalu diberi bimbingan Allah SWT untuk memimpin dengan bijaksana dan penuh ketakwaan.
Bagi masyarakat Dusun Metawana, tirakatan adalah cara sederhana namun penuh makna untuk menjaga semangat kemerdekaan. Tradisi ini mengajarkan bahwa perjuangan tidak berhenti pada 17 Agustus 1945, tetapi terus berlanjut hingga kini dalam bentuk pembangunan desa, menjaga persatuan, serta mendidik generasi penerus agar mencintai tanah airnya.
Dengan semangat kebersamaan, Dusun Metawana berharap dapat berkontribusi dalam memajukan Desa Metawana dan Indonesia, menjadikan momentum HUT RI ke-80 sebagai titik tolak untuk membangun masyarakat yang lebih sejahtera, berdaya, dan berakhlak mulia.
Kirim Komentar