Kec. Pagentan, Kab. Banjarnegara
Prov. Jawa Tengah
081392643165
Metawana2008@gmail.com
Metawana – Permasalahan stunting atau gagal tumbuh pada balita masih menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia, termasuk di wilayah pedesaan. Sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, Pemerintah Desa Metawana bersama mahasiswa KKN 66 UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, bidan desa, dan kader Posyandu Sumber Rahayu, menggelar Sosialisasi Stunting GENIUS (Generasi Emas Tumbuh Sehat dan Cerdas) pada Rabu, 13 Agustus 2025, bertempat di Aula Desa Metawana.
Kegiatan ini diikuti oleh kader Posyandu, bidan desa, serta ibu-ibu dari berbagai RT yang memiliki balita dengan kategori stunting. Acara dimulai pukul 09.00 WIB dan berlangsung dengan penuh antusiasme.
Sebelum kegiatan inti dimulai, anak-anak peserta terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan oleh bidan desa dan kader Posyandu. Pemeriksaan meliputi:
Pengukuran tinggi badan,
Penimbangan berat badan,
Pengukuran lingkar kepala, dan
Pengukuran lingkar lengan.
Hasil pemeriksaan dicatat dalam Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) sebagai data acuan perkembangan anak. Data ini nantinya akan menjadi dasar pemantauan rutin di Posyandu agar tumbuh kembang anak bisa terus terkontrol.
Acara kemudian dibuka dengan sambutan oleh Kepala Desa Metawana, Bapak Sidi Suherman. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya upaya bersama dalam meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak desa.
“Kami berterima kasih kepada ibu-ibu beserta anak-anak yang hadir, kepada bidan desa, kader Posyandu, serta adik-adik mahasiswa KKN yang telah peduli terhadap masalah gizi di desa kita. Harapannya, kegiatan ini mampu menjadi langkah nyata dalam meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak, agar kelak mereka tumbuh menjadi generasi emas penerus bangsa. Memang, di desa kita masih banyak kekurangan, namun dengan kerja sama seluruh pihak, saya yakin kita bisa memperbaiki dan meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak,” ujar beliau.
Sambutan ini sekaligus menjadi penyemangat bagi para peserta untuk lebih serius memperhatikan gizi keluarga, terutama balita.
Materi sosialisasi dibawakan oleh Faradila Hasna Umami, salah satu mahasiswa KKN 66 UIN SAIZU. Dalam paparannya, ia menjelaskan secara komprehensif tentang stunting sebagai kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.
Faradila menguraikan beberapa poin penting, di antaranya:
Ciri-ciri anak stunting: tubuh lebih pendek dari anak seusianya, perkembangan terlambat, serta rentan terhadap penyakit.
Faktor penyebab langsung: kurang asupan gizi dan sering sakit infeksi.
Faktor penyebab tidak langsung: pola pemberian ASI yang tidak optimal, kurangnya sanitasi lingkungan, serta rendahnya pengetahuan gizi keluarga.
Ia menekankan bahwa pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini, dimulai dari:
Pemenuhan gizi ibu hamil,
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan,
Pemberian MPASI bergizi seimbang,
Pemantauan pertumbuhan balita secara rutin di Posyandu,
Perbaikan sanitasi dan lingkungan rumah tangga.
Agar peserta tidak hanya mendapatkan teori, Faradila juga mengajak peserta praktik membuat menu sehat berbahan lokal. Dua resep yang diperkenalkan adalah:
Custard Kukus Pisang – camilan lembut, manis alami, dan kaya energi dari pisang.
Sempol Ayam – olahan daging ayam yang bergizi tinggi, mudah dibuat, dan disukai anak-anak.
Praktik dilakukan bersama dua orang peserta yang secara langsung mencoba membuat menu tersebut dengan bimbingan Faradila. Aktivitas ini menambah antusiasme karena para ibu bisa langsung melihat dan merasakan bagaimana cara membuat makanan sehat, bergizi, dan terjangkau.
Melalui sosialisasi ini, masyarakat Desa Metawana diharapkan:
Semakin sadar pentingnya pemenuhan gizi sejak masa kehamilan,
Mengubah pola asuh anak ke arah yang lebih sehat,
Rajin memanfaatkan layanan Posyandu,
Mengoptimalkan penggunaan bahan pangan lokal untuk makanan sehat keluarga.
Kegiatan ini juga menjadi bukti nyata peran Mahasiswa/i KKN 66 UIN SAIZU dalam mendukung pembangunan kesehatan masyarakat desa. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah desa, kader Posyandu, bidan, dan mahasiswa, upaya pencegahan stunting dapat lebih efektif dan berkelanjutan.
Stunting bukan sekadar persoalan fisik anak yang pendek, tetapi berpengaruh pada kecerdasan, kesehatan, dan masa depan bangsa. Karena itu, Desa Metawana berkomitmen menjadikan pencegahan stunting sebagai prioritas pembangunan di bidang kesehatan.
Harapannya, melalui kegiatan Sosialisasi Stunting GENIUS, Desa Metawana dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan program pencegahan stunting berbasis partisipasi masyarakat. Dengan kerja sama semua pihak, generasi emas yang sehat, cerdas, dan kuat akan lahir dari Desa Metawana.
Kirim Komentar